Pasang Stiker Harga Termurah

cuttingstickerupdate - Apa yang dicari seorang pelaku usaha? Keuntungan, aku rasa ini yang pertama. Ada sih yang ingin membagikan rezekinya untuk orang lain, namun sisi keuntungan pasti diperhitungkan lantaran di dalamnya ada modal usaha.

Kecuali yang memang sudah tak mikir uang lagi, karena dari turunan sudah kaya raya. Tak terkecuali pelaku usaha stiker.

Sayang, yang terjadi di negeri ini, karena aku mengamati dan membaca postingan di media sosial, para pelaku usaha stiker sendiri yang justru merusak apa yang seharusnya bisa disebut keuntungan. Biasanya, ketika di suatu daerah baru muncul dua atau tiga tempat stiker, harganya masih bagus. terjadi kompetisi namun sehat.

banting harga sticker


Ketika usaha ini juga dilirik banyak orang, bak jamur di musim penghujan (mau jamur tiram, jamur kancing, jamur merang aku tidak akan membahasnya di sini hehe), di segala sudut kota gampang dijumpai toko stiker. Belum yang ada di kaki kaki lima.

Secara logika, ibarat sebuah kue (bayangkan aneka kue juga boleh gaes), awalnya hanya dibagi tiga orang. Lumayan masih cukup kenyang. Tetapi jika harus dibagi belasan, puluhan orang, paling paling per mulut kebagian secuil.

Untung kalau secuil, kalau seupil. Upil, siapa yang tak tahu dan tak pernah punya atau tak pernah mengupil? Akhirnya, satu, dua, tiga, beberapa mulai membanting harga. Harapannya bisa mendapatkan hasil yang lumayan banyak.

Bisa jadi trik ini berhasil, namun apakah yang lain tidak terkena imbasnya? Mengapa tidak kita buat saja semacam semboyan tukang stiker Indonesia. Misalnya, Maaf Tak Ada Harga Murah untuk Sesuatu yang Bagus.

Sayangnya lagi, hal ini sepertinya hanya akan menjadi khayalan. Ada beberapa hal yang menurutku menyebabkan harga pasang stiker di negeri ini mulai semrawut.

Baca Juga:

Belajar Nyablon Polyflex Bersama Rhino

Mengenal Bahan Stiker Ablaze

Lengkapi Sticker dengan Stempel, Anda Butuh Ini

Pertama, baru tahu stiker sudah buka sendiri. Ini dialami banyak pelaku stiker. Mula mula ia adalah karyawan sebuah tempat stiker, lalu belajar, lama lama bisa. Ingat, bisa bukan berarti mahir. Namun seperti sifat manusia pada umumnya, ada rasa gampang puas dan sok jago.

Ia buka sendiri, ketika persaingan nyata dialami, manajemen yang benar dilupakan. Yang penting sehari ada yang pasang, soal untung tipis gak papa. Atau yang ikut ikutan membantu temannya kemudian berpikir, ah buka sendiri enak nih kayaknya.

Kedua, tidak menghargai karya seni. Kalau hanya membungkus kendaraan polosan pasti lebih banyak yang mampu ketimbang bungkus tetapi dengan motif atau corak yang menarik. Komposisi warna, lamanya proses cutting, menumpuk, memasang, kadang tidak semua yang dikeluarkan dihitung.

Hanya menghitung bahan. Sementara tenaganya diabaikan. Ingat gaes, ada profesi namanya konsultan, dia dibayar hanya untuk memberikan konsultasi. Lha ini sampeyan ada orang mau pasang stiker sudah diskusi dua jam, desain minta dibuhan lima kali, harga akhirnya minta diskon. Di mana hitungan bisnisnya kalau seperti ini?

Ketiga, ingin dianggap lebih ramai. Orang lain boleh merasa wah dengan toko Anda yang selalu ramai tiap hari. Namun mereka tidak tahu bahwa Anda sebagai pelaku usahanya sebenarnya pusing. Mau gaji karyawan, sewa toko, membeli bahan. Lha semuanya dibanting?

Di Indonesia ada namanya KPPS, yaitu komunitas orang stiker yang anggotanya ribuan kalau aktif semua. Kopdarnas sudah ke sekian kali. Bagus komunitas ini. Paling tidak untuk berbagi ilmu. Sayangnya pengurus di regional atau per wilayah juga tak berdaya menghadapi perang harga tersebut. (Termasuk aku, hehe).

Untuk menyamakan harga secara nasional tentu tak bisa. yang membuka usaha stiker di Jakarta tentu dengan mudah mendapatkan bahan stiker, sementara yang di Papua, Kalimantan atau pulau lain, butuh ongkos kirim yang aduhai. Paling tidak seragam untuk satu provinsi, atau satu kabupatan dan kota. Jangan satu RT, terlalu sempit wilayahnya.

Bagian akhir yang ingin aku tuliskan di sini adalah, membanting harga bisa menjadi boomerang. Bisa tak ada lagi anggaran untuk membeli bahan. Pagi dapat, sore habis untuk makan dan rokok. Sore dapat, pagi habis karena malamnya kongkow di kafe. Membanting harga adalah sebuah sikap tidak menghargai diri sendiri.

Di tempat aku sendiri, Bintan Wrapping Stiker Variasi, sejak hampir sebulan ini harga justru aku naikkan. Sebuah tagline atau slogan di tempatku menjadi seperti ini: Uang Anda Kami Hargai dengan Kualitas .

Nyatanya? Justru hasilnya bagus, terjadi peningkatan yang signifikan. Tetapi harus diingat, jangan pasang sembarangan, kalau perlu digaransi.

Selamat malam, semoga bermanfaat sahabat stiker semua...

0 Response to "Pasang Stiker Harga Termurah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel