Ridwan, Bangun Rumah, Beli Sapi, Naik Haji dari Jualan Es Puter Keliling

Namanya Ridwan, usianya sudah di atas setengah abad. Namun ia masih terlihat energik, dan suka diajak ngobrol. Sebuah blangkon menutupi rambut kepalanya, mungkin menjadi ciri khasnya sehari-hari.

Saya bertemu dengannya di pertemuan Manunggal Warga Pati (Malwapati) di Kijang, Bintan Timur, 7 Agustus lalu. Kebetulan saya duduk di belakang, pojok kanan dan ia ada di samping saya persis.

Meski yang datang semuanya orang dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah, namun belum semuanya saling mengenal. Maklum, pekerjaan kami berbeda sehingga tidak bisa setiap saat bisa ngopi dan ngomong: ayoa, do teko mrene. Gagego, laopo leh ning omah ae.

pedagang-es-puter-bintan-09khg
Ridwan selalu bersemangat menyambut hari dengan menjajakan bakso dan es puter. Foto - dok pribadi

Kalau bukan orang Pati, mungkin bertanya-tanya apa sih artinya. Kalau Anda membaca artikel ini dan nggak mudheng, saya juga ikut dosa. Artinya kurang lebih seperti ini: mari silakan datang ke sini, cepatlah, ada apa sih di rumah terus?

Kembali ke Ridwan, yang sejak tujuh tahun silam merantau dari Jakarta ke Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Dari kampungnya di Tambakromo, Ridwan memang sempat mengadu nasib di Jakarta.

Di Bintan, Ridwan tinggal di Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara. Tanjunguban ini populer jika ada yang menyeberang dari Batam ke Pulau Bintan menggunakan kapal roro. Karena pelabuhannya ada di Tanjunguban.

Menarik, karena sejak tiba di Tanjunguban Ridwan langsung berpikir untuk menekuni usaha jualan es puter. Ia kemudian mencari relasi yang bisa diajak kerja sama dan bertemulah dengan penyedia es krim.

Ridwan kemudian keliling menjajakan es krim. Mungkin tak banyak yang tahu nama aslinya selain saya. Saya pun menyimpannya di daftar alamat sebagai Ridwan Jarwo. Lho, siapa Jarwo?

Jarwo adalah salah satu tokoh dalam serial animasi Sopo Jarwo. Saya nggak tanya lebih jauh mengapa orang memanggilnya dengan sebutan Pakdhe Jarwo. Menurut saya yang lebih penting ialah kisahnya bagaimana "sukses" jualan es krim di perantauan.

Tujuh Tahun Kemudian

pedagang-es-puter-sukses-0987hg
Ridwan alias Pakdhe Jarwo dan Zainuri alias Jarwo Kecil. Kompak dan sukses. Foto - nurali mahmudi

Seperti dalam film-film, biasanya kan waktunya langsung bergeser ke sekian tahun sebelumnya atau berikutnya. Saya ambil sosok Ridwan yang sekarang.

Ia kini tak lagi mengambil es krim dari orang lain. Setelah mencari informasi ke sana-sini, ia akhirnya menemukan toko teknik yang bisa mewujudkan mesin sesuai keinginannya.

"Sekarang saya bikin es puternya satu jam sudah selesai," ujarnya menceritakan mesin es puternya.

Mesin ini digambarkannya sebagai seperangkat alat yang bisa memutar tabung es puter secara otomatis. Tinggal colok di colokan listrik, maka mesin pun ngueng ngueng ngueng.

Di menit-menit awal Ridwan akan menyoleti dinding tabung yang mulai ditempeli lapisan es puter. Itu tandanya pembuatan es krim berhasil. Selanjutnya ia menyalakan lagi mesin dan satu jam kemudian dalam tabungnya sudah terbentuk gumpalan es puter.

"Dulu saya harus muter selama dua jam, baru jadi es puternya," ungkap Ridwan, menceritakan perjuangannya sebelum memiliki mesin es puter elektrik.

Ridwan tidak menentukan harga es puternya. Ada yang beli Rp2 ribu, Rp5 ribu hingga Rp20 ribu.

"Yo nggak bisa patok harga. Lha saya jualannya juga di sekolah-sekolah, ada yang beli dua ribu ya saya layani," ungkapnya.

Singkat cerita, Ridwan pun merasakan hasil dari perjuangannya.

Bangun Rumah, Beli Sapi dan Daftar Naik Haji

es-puter-bintan-lk346h
Foto - dok pribadi

Biasa, saya adalah blogger yang usil. Saya tanya ke Ridwan apa saja yang sudah diperolehnya selama jualan es puter. 

Ia kemudian menunjukkan bideo sebuah rumah yang lumayan mewah di kampungnya. Ia membuatkan rumah itu untuk istrinya. Padahal istrinya juga ada di Tanjunguban. Setidaknya ia berinvestasi.

Kemudian Ridwan juga membeli anakan sapi. Hewan ternak ini kemudian dipelihara tetangganya di kampung. Sistemnya bagi hasil. Saya juga nggak nanya berapa bagian dia dan bagian tetangganya. Itu saya serahkan kepada mereka berdua hahaha.

Sebagai muslim, Ridwan sudah mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji. Ia mengaku mengumpulkan uang hasil penjualan es puter untuk berbagai keperluan, salah satunya membayar ongkos naik haji.

Ridwan tidak ingin berangkat sendirian. Ia mendaftarkan istrinya juga.

Kehidupannya yang membaik di Bintan akhirnya diceritakan ke salah satu anaknya, Zainuri. Uniknya, di Tanjunguban Zainuri dipanggil Jarwo Cilik.

Zainuri yang juga pernah kerja di Jakarta pun memboyong keluarganya ke Tanjunguban. Bersama ayahnya, ia kini menggeluti usaha warung dengan tidak melupakan es puter.

Jika Ridwan keliling menggunakan sepeda motor, dengan gerobak bagian kanan bakso dan bagian kiri es puter, Zainuri sudah memiliki toko atau warung fisik.

Dan saat saya menerima kiriman foto dari ponsel Zainuri, saya baru ngeh mengapa ia dan ayahnya dipanggil Jarwo.

Rupanya gerobak jualan mereka dilapisi stiker bergambar Jarwo, tokoh animasi yang ulahnya selalu bikin ketawa. Sebenarnya es puternya diberi maskot Dudung, salah satu pemeran di film animasi Keluarga Somad.

sukses-jualan-es-puter-keliling-kjh34
Doa sang cucu menyertai. Foto - dok pribadi

Jarwo dijadikan maskot bakso ayam, namun lama-lama warga dan pelanggannya lebih suka menyebutnya dengan Pakdhe Jarwo.

Dan... berapa penghasilan sehari-hari jika dirata-rata dari penjual es puter plus bakso seperti Ridwan?

Ia tak menyebutkan angka pastinya. Namun ia menjawab seperti ini, "Kalau ada acara, karnaval misalnya, bisa dapat omzet Rp2,5 juta."

Selain karnaval, Ridwan juga diuntungkan dengan adanya warga hajatan. Zaman sekarang pemilik rumah yang menggelar hajatan akan menyediakan aneka menu untuk tamunya.

Di antara menu itu ada es puter. Ridwan tinggal duduk manis menunggu tamu datang, kalau ada yang minta es puter ia akan mengambilkannya.

Rasa es puternya yang manis, semanis hasil dari perjuangannya sebagai perantau. Ridwan bersyukur, termasuk setiap kali bisa berderma. Karena ia percaya di setiap rezekinya ada bagian orang lain. ***

0 Response to "Ridwan, Bangun Rumah, Beli Sapi, Naik Haji dari Jualan Es Puter Keliling"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel