Mie Ayam Paling Enak yang Pernah Saya Santap

Pagi ini Tanjungpinang mendung. Pukul 06.00 WIB saya membuka pintu rumah dan berhadapan dengan langit yang menghitam. Biasanya saya jalan-jalan mengelilingi perumahan di sekitar saya tinggal. Di kampung, nggak ada car free day (sebenarnya ada cuman biasa, memilih olah raga yang praktis).

mie-ayam-terlezat-selama-ini-89890
Foto - nurali mahmudi

Saya memang sebisa mungkin mengupayakan jalan kaki seminggu sekali. Kalau tidak Sabtu ya Minggu. Pilihan hari tersebut mengikuti cuaca belakangan ini. Kota Tanjungpinang memang sedang musim hujan. Hampir setiap hari hujan. Bukan hanya gerimis, melainkan sering hujan lebat yang menyebabkan sejumlah rusa jalan tergenang.

Lho, lha kok perut saya berbunyi. Lapar. Memang, semalam saya sehabis makan malam banyak menghabiskan waktu untuk update Instagram juga Tiktok. Sambil rebahan di kursi ruang tamu, mengedit foto dan video yang sudah saya cari beberapa hari sebelumnya. Karena sangking banyaknya stok foto dan video yang ada di ponsel saya, kinerjanya agak sedikit lambat. Lemot.

Jalan satu-satunya ialah keluar ke pasar. Cukup jauh kalau jalan kaki, sampai sih sampai tetapi pasti baju basah kuyub oleh keringat. Kan ya nggak etis mau makan mie ayam kok kaos basah oleh keringat. Nggak enak saja sama orang yang juga makan di tempat yang sama.

Seperti kebanyakan orang Indonesia pada umumnya, saya pun menggunakan kendaraan bermotor untuk memenuhi hasrat perut tadi. Sambil berdoa semoga tidak hujan, karena langit sudah sedikit memutih. Padahal bukan jaminan nggak ada mendung nggak hujan. Di kantor tempat saya bekerja dan berkreativitas, kadang atap bagian belakang terdengar hujan deras. Namun di depan kantor nggak hujan sama sekali. Orang menyebutnya hujan lokal.

Saya sampai di depan sebuah tempat bakso dan mie ayam di depan Pasar Bestari Bintan Centre. Wah sudah ramai, hanya tersisa paling enam kursi. Ternyata yang pingin mie ayam atau bakso pagi-pagi bukan hanya saya. 

Semangkok mie ayam sudah saya pesan. Sambil menunggu pesanan saya dibuatkan, biasa, buka smartphone. Lalu saya keluar, ke depan gerobak, menyeberang jalan. Ketika baru datang, saya memang sudah tergoda dengan tulisan yang terpampang di bagian atas gerobak mie ayam dan bakso ini.

Tulisannya sederhana namun unik menurut saya. Ojo Mampirm begitu yang dituliskan pemiliknya. Saya yakin seribu persen tulisan itu dibuat dalam kondisi sepenuhnya sadar. Dalam bahasa Indonesia artinya jangan datang. 

Uaneh kan, ada ya tempat bakso dan mie ayam melarang orang datang. Memangnya mau dimakan sendiri sama pemiliknya. Namun nyatanya tulisan itu nggak berpengaruh sama sekali. 

Saya nanya pemilik bakso dan mie ayam Ojo Mampir yang juga melayani langsung para pembelinya, seorang lajang dari Wonogiri, Jawa Tengah. Mengenakan topi, celana pendek dan bersepatu ia terlihat sangat sigap meski sambil menjawab pertanyaan saya.

Mie ayam pesanan saya memang belum jadi karena menunggu pembeli lainnya yang sudah lebih dahulu datang. Antre alias menunggu. Penjualnya menyuguhkan segelas teh hangat yang saya pesan. Asli rasanya nggak jauh beda dengan teh teh yang ada di tempat orang punya hajatan di Jawa. Khas Jawa banget.

Lalu saya intip bagaimana penjual membuatnya. Rupanya ia sudah membuat biang tehnya, yaitu teh kental yang direbus dengan teh cukup banyak. Ia hanya tinggal menuangkan biangnya tadi ke gelas lalu menambahkan air hangat sehingga gelas penuh. 

Berbeda dengan kebanyakan teh hengat di Tanjungpinang, biasanya penjual mengasumsikan teh hangat ya teh panas. Kalau langsung diminum ya lidahknya mlocot alias kepanasan. Biasanya juga, tehnya adalah celup, sehingga begitu disajikan warna cokelat tehnya belum keluar.

Saya pun browsing, penasaran dengan teh yang rasanya sama dengan yang saya minum baru saja. Saya masih ingat bagaimana bentuknya, karena sejak kecil hingga SMA masih tinggal di kampung bersama orang tua. Masih sering kondangan dan bantu tetangga kalau mau hajatan. Tahu betul bagaimana bikin tehnya.

Dan saya menemukannya, teh zaman saya kecil ternyata dijual di toko online. Kemasannya masih sama. Yang berubah saya jamin hanya harganya. Kalian penasaran kan jenis tehnya? Klik LINK INI agar kalian nggak penasaran dan bisa bikin teh huenak serasa datang di hajatan orang orang di kampung di Jawa.

Akhirnya mie ayam pesanan saya pun diantarkan ke meja. Bismillah, saya mulai menyantap sendok demi sendok. Weh, bukan hanya mie ayamnya terasa paling lezat di lidah saya. Mangkoknya juga masih mempertahankan merek jadul, kuno yang bergambar seekor hewan. Hahaha, kalian pasti tahu. Kalau lupa klik saja LINK INI untuk menemukan toko yang menjual mangkok mie ayam seperti yang dipakai di Ojo Mampir.

Cocok juga buat kalian yang tengah merencanakan membuka medai mie ayam dan bakso sendiri. Mangkok bergambar hewan ini saya jamin akan mengingatkan banyak orang tentang masa lalu.

Nggak nyangka saya berasa bernostalgia. Dan jujur saja ini adalah mie ayam paling enak yang pernah saya santap. Alasannya satu, saya datang sudah dalam keadaan lapar, menunggu sekian lama karena memang antre dan rasa teh serta mie ayamnya bisa saya rekomendasikan.

Asal-usul Mie Ayam

Ehm ngomong-omong soal mie ayam, sebenarnya kalian tahu nggak jika makanan ini berasal dari Tiongkok?

Asal usul mie ayam berasal dari Tiongkok. Mie ayam merupakan hidangan tradisional Tiongkok yang terdiri dari mie, potongan daging ayam, dan berbagai bahan pelengkap seperti sayuran dan bumbu. Hidangan ini kemudian menyebar ke berbagai negara di Asia, dan variasi lokal berkembang sesuai dengan selera dan budaya masing-masing daerah.

Di Indonesia, mie ayam menjadi salah satu hidangan favorit dan telah mengalami modifikasi sesuai dengan selera lokal. Mie ayam Indonesia umumnya menggunakan mie kuning yang diadopsi dari mie Tiongkok, dicampur dengan potongan daging ayam, pangsit, dan kadang-kadang ditambahkan bakso. Kuahnya biasanya kaya rasa dan diberi tambahan bumbu-bumbu khas Indonesia seperti bawang putih goreng, kecap manis, dan saus cabai.

Khasiat Mie Ayam

Mie ayam dapat memberikan sejumlah nutrisi tergantung pada bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Namun, perlu diingat bahwa mie ayam seringkali mengandung lemak dan sodium yang tinggi, terutama jika menggunakan daging ayam yang digoreng atau berkulit. Meskipun begitu, ada beberapa potensi khasiat kesehatan yang bisa ditemui dalam mie ayam, terutama jika disiapkan dengan bahan-bahan yang sehat. 

Berikut beberapa potensi manfaat kesehatan yang mungkin:

  • Protein: Daging ayam dalam mie ayam adalah sumber protein hewani yang penting untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
  • Karbohidrat: Mie menyediakan energi dalam bentuk karbohidrat, yang penting untuk aktivitas sehari-hari.
  • Serat: Jika mie ayam disajikan dengan sayuran, bisa memberikan tambahan serat yang baik untuk pencernaan.
  • Vitamin dan Mineral: Sayuran dan bumbu yang digunakan dalam mie ayam dapat memberikan vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin C, dan zat besi.
  • Antioksidan: Beberapa bahan tambahan seperti bawang putih dan bawang merah yang sering digunakan dalam mie ayam mengandung antioksidan yang bisa mendukung kesehatan tubuh.

Meskipun ada beberapa potensi manfaat kesehatan, konsumsi mie ayam sebaiknya tetap dilakukan dengan bijak. Pastikan untuk memilih bahan-bahan yang sehat, seperti memilih mie gandum utuh, daging ayam tanpa kulit, dan mengurangi penggunaan garam berlebihan. Selain itu, variasikan asupan makanan dan pastikan untuk mencakup berbagai jenis makanan dalam pola makan yang seimbang. (***)


0 Response to "Mie Ayam Paling Enak yang Pernah Saya Santap"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel