Zahara Sticker, Buah Keseriusan dan Keuletan

cuttingstickerupdate - Zahara Sticker lahir dari buah keseriusan seorang lelaki bernama Moh Priyo Utomo yang lahir di Desa Bermi, Gembong, Pati. Bapak tiga anak ini awalnya sama sekali tidak melirik dunia sticker, namun kehidupan selalu punya cerita tersendiri. 

Dan lahirlah usaha stiker yang kini menjadi rujukan pelanggan di Karesidenan Pati, Jawa Tengah. Yuk kita bedah tempat ini serta hasil karyanya.

Priyo, owner Zahara Sticker menghangatkan wajah.
Priyo bisa dikatakan orang yang percaya apa yang bisa dilakukan orang lain juga bisa dilakukannya.

Paling tidak ia akan mencoba sangat keras untuk akhirnya menentukan keputusan maju atau berhenti.

[Baca Juga : Mesin Cutting Bagus Harga Murah]

Mantan wartawan sebuah grup koran terbesar di Indonesia ini sudah terbiasa dengan orang-orang yang posisinya sebagai narasumber.

"Dari pejabat sampai warga biasa tak ada yang memberikan jawaban terkait stiker waktu itu," beber Priyo kepada stickercuttingupdate melalui sambungan ponsel, belum lama ini.

Dan saat ia harus berbalik pekerjaan menjadi tukang stiker, yang dirasakannya adalah desakan untuk bisa mendesain. Ia adalah orang yang senantiasa meneropong ke masa depan tatkala mengerjakan sesuatu.

Demikian juga saat mendirikan Zahara Sticker, ia sudah menyiapkan mesin cutting dan perlengkapan lainnya. Buah pemikirannya ini ternyata benar, satu persatu konsumen kemudian menjadi langganannya.

Pelanggan rela datang ke rumah untuk sticker.
"Soalnya baru buka sudah ada mesin cutting, bisa menerima pesanan stiker sesuai keinginan," tambah Priyo yang doyan masakan Padang ini.

Berkembangnya Zahara Sticker juga membutuhkan keuletan. Pertama membuka di kios kecil di dekat Pasar Gembong. Gembong dipilihnya sebagai lokasi mengingat kota kecamatan.

Juga dekat dengan fasilitas umum dan kiosnya berada di tepi jalan besar. Namun kiosnya tak bertahan lama, karena kurang luas. Maka ia pindah ke kiosnya yang sekarang di Kaliampo, di Jalan raya Pati - Kudus. Di tempat inilah Zahara mengibarkan bendera suksesnya.

Karena berada di tepi jalan utama, tak jauh dari pangkalan lori, tak jarang hasil karya Zahara Sticker menempel di kendaraan dari luar Jawa. Selain sticker cutting, Zahara Sticker juga melayani kebutuhan sticker printing dan kaca film mobil.

Dengan fitus one stop services ini, konsumen tak perlu berpindah tempat kalau hanya membutuhkan pemasangan stiker dan kaca film. Dan... pelanggannya bukan hanya warga Pati, namun meluas ke Rembang, Jeoara, Kudus.

Urusan lembur itu hal biasa bagi Priyo.
Kisah sukses Priyo bisa dijadikan contoh untuk tukang stiker lain. Ia tak pernah ragu dan khawatir mengembangkan stiker, meski di kota kecamatan sekali pun.

Kini Zahara Sticker menjadi tempat sticker yang sangat diperhitungkan di Pati dan sekitarnya. Risikonya, Priyo sering tak memiliki waktu cukup karena permintaan yang meningkat.

Selama ini Priyo dibantu beberapa karyawan. Ia tak akan pelit membagi ilmunya karena menyadari betapa ilmu itu akan bertambah manfaatnya jika ditularkan.

Belum lama ini salah satu bekas karyawannya juga baru saja melengkapi usahanya dengan mesin cutting sticker. Begituklah prinsip yang dipegang Priyo, ilmu yang berguna membuatnya lebih tenang menapaki hidup.

Langganannya truk dan lori luar Jawa.
Mengenai jenis stikernya, Priyo menyebut asalkan bentuknya bisa dilihat silakan datang ke Zahara Sticker.

Harga tentunya disesuaikan dengan berapa banyak bahan yang habis. Semuanya ada hitungan pastinya. Menurutnya, yang harus menjadi perhatian konsumen adalah proses instal atau pemasangannya.

"Mendesain stiker mungkin banyak yang bisa, namun memasangnya belum tentu," katanya.

Karena hal itulah Zahara tidak pernah membanting harga hanya karena ikut ikutan tren. Justru Priyo ingin menempatkan dirinya sebagai profesiinal di bidang sticker. Orang harus menghargai bakat dan kemampuan seorang tukang sticker.

Desainer stiker harus dihargai, tukang pasangnya juga harus dihargai. Jika itu ada dalam hati konsumen, mereka pasti akan menghargai hasilnya.

"Sticker itu karya seni. Kalau tidak ya karena tukang sticker sendiri yang kurang menghargai kemampuan mereka masing-masing," ujar Priyo.

Satu tips dibocorkan olehnya, dunia sticker akan terus berkembang karena pabrikan kendaraan juga masih tetap memproduksi alat transportasi tersebut.

Karena dunia otomotif terus berinovasi, tukang sticker juga harus rajin melakukan improvisasi agar karya karyanya selalu uptodate. Jika tidak dan merasa pusa pada satu tahapan, ia akan digilas oleh yang lain.

Yang kayak gini tak butuh waktu lama, Kang.
Menjadi pelaku usaha sticker adalah pilihannya kini. Namun masih ada hal yang membuatnya risau, yakni kurangnya minat anak-anak muda di daerahnya menekuni bidang ini.

Padahal, keahlian sebagai wrapper atau desainer bisa dijadikan penopang ekonomi keluarga. Tak beda dengan seni lain, sticker juga akan tetap dicari orang.

[Baca Juga : Tips Membeli Mesin Cutting untuk Bisnis dan Hobi]

Priyo juga tak pernah menyangka jika konsumen yang datang ke tokonya dengan tujuan beragam, meski ujungnya tetap sticker.

Hal itu membuktikan kalau sticker akan tetap menjadi ceruk yang bisa dibidik orang-orang yang cerdik berbisnis. Ia mengakui, dunia sticker di Indonesia memang masih jauh dibandingkan dengan luar negeri, khususnya Eropa dan Amerika.

Namun ia melihat perbedaan itu bukan karena kemampuan, melainkan lebih ke peralatan dan bahan sticker. Asal tahu saja, sampai saat ini belum ada bahan sticker yang diproduksi di Indonesia. Sukses buat Zahara Sticker.

0 Response to "Zahara Sticker, Buah Keseriusan dan Keuletan"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel